Di rumah Naydia masih memandang puisi yang diberikan Dito sewaktu meninggalkan Indonesia.
“Kayaknya aku harus melupakan kamu deh Dito. Aku harus maju menghadapi hidupku” Guman Naydia pada puisi dan photo Dito. Ditaruhnya puisi Rangga dalam buku diarinya dan cinta mulai menulis dalam buku diarinya sambil mendengarkan lagu dalam sebuah kotak musik pemberian Dito.
“Dia merupakan cinta pertamaku. Ingin sekali aku memeluknya sekali saja meski dianya jauh sekali di Amerika sana. Aku harus gimana? Belok ke pantai atau ….
“Nak sedang melamun yah? Kenapa masih memikirkan Dito yah. Dia sudah jauh sana. Pasti dia sudah lupa dengan kamu. Kamu pacaran saja dengan Bornoe. Dia kan anak baik-baik dan berasal dari keluarga nigrat.”
“Ayo jangan melamun saja, makan sana. Ibu sudah menyiapkan makanan favourite kamu”. Sepotong roti yang berisi selai kacang kesukaan Naydia.
Tiba- tiba cinta dikejutkan oleh suara ayah...