Tidak lama terdengar suara mobilnya meninggalkan pelataran parkir. Pikiranku melayang kekejadian di tahun terakhir kuliah dulu. Aku tersenyum kecut mengingat kebodohan yang aku lakukan dulu. Kebodohan yang sampai saat ini masih sering dijadikan bahan ledekan oleh Yara. Kebodohan yang diam-diam amat sangat aku sesali. Seharusnya kamu bisa saja sudah aku miliki, Ra. -Adit
Air mataku turun satu-satu. Ada yang terasa perih didadaku setiap kali aku menarik nafas. Kali ini,aku benar-benar kehilangan Adit.Kemarin aku msih bisa saja datang ke apartemennya. Tapi sekarang? Ada jarak ribuan mil yang terbentang diantara kita.Semua sudah terlambat.Percuma aku menyesali keputusan yang dulu aku ambil. Seharusnya aku lebih berani memperjuangkan perasaanku, tanpa memikirkan perasaan orang lain.-Yara