Luka-luka itu sering kuibaratkan sebagai kaca. Aku sering bosan dengan luka-luka. Ketika aku tahu bahwa kaca adalah temanku, maka kaca adalah luka-luka. Tidak ada alasan bahwa kebosanan pada kaca meretakkan hati dan pikiran untuk membencinya.
Sebenarnya luka-luka itu tak asing lagi. Justru, aku sering bosan dengan ketidakasingan itu. Hal baru. Masalah baru. Alur baru. Terbitan solusi baru. Konsekuensi baru, justru itu adalah harapanku.
… … …
Buku ini merupakan kumppulan cerpen-cerpen karya Imsicx dan Rugyinsun