Endorsment: “Suatu kombinasi dari Benny Arnas; Fahri Asiza; Bamby Cahyadi; diperindah oleh kelembutan seorang Tina K; serta disempurnakan oleh deskripsi dahsyat Kurnia Effendi, begitulah buku ini...” (Ricardo Marbun, Cerpenis) “Ku mohon datanglah kepadaku..., meski senja telah melarungkan sayap-sayapku kepada kelemahan diriku. Meski malam merintihkan teriakannya yang merebas kepakanku. Datanglah..., dengan memeluk rinduku saja. Datanglah..., dengan membisikkan puisi cintamu di telingaku saja; lirih pun juga tak mengapa.” Sejak kapankah cinta itu merekah di hati? Benarkah, ia kini yang telah merubah segala-galanya dari diriku? Waktu ku membuka mataku di pagi hari, namanya; wajahnya; senyumnya; mencuat begitu saja di depan mataku. Getar-getar indah seketika berdenyut dalam sanubariku. Anehnya, aku tak mencoba untuk meredam gejolak itu. Tanpa bisa ku tahan, namanya tersebut begitu saja dari lisanku. Tak ubahnya ia memang seolah-olah berasal dari sana---dari hatiku... Tiap pagi seperti begitu. Apakah ini...... Tiba-tiba saja, ia menjadi segala-galanya bagiku. Cinta... Haruskah ku sebut kata itu? Untuk lelaki itu, di saat kata hatiku hanya menginginkannya seorang---untuk memiliki dirinya? Atau..., ku biarkan sebongkah rindu ini saja yang menemani saat malamku membayangkan dirinya? “Ragaku rapuh..., tapi cintaku tak serapuh ragaku! Tiupan ajal dapat saja merengkuh kefanaan. Namun, kidung cintaku dapat menyatukan kembali bumi dari kepunahan. Bukan di saat ini, bukan pula di tempat ini. Temuilah aku di sana, di antara rasi bintang Vega dan planet Hercules, ketika jiwaku telah menyatu sempurna dengan jiwa Pujaanku. Di sanalah pulau khayal kami. Pulau bagi cinta yang tak lekang oleh cinta yang sesaat. Pulau bagi cinta yang tiada mengenal tipu muslihat. Di sanalah, aku berbaur dengan masa lalu dan masa depan. Oh...”