Saat itu, aku yakin pada diriku bahwa aku tak akan pernah bisa menyukai gadis selain Imelda. Rupanya saat itu aku terlalu percaya diri, karena bertahun-tahun kemudian aku jatuh cinta pada seorang perempuan yang menyanyikan lagu untukku. Bukan lagu soundtrack kartun, pun tidak lagu-lagu pop yang cengeng, melainkan lagu yang ditulisnya sendiri dan hanya bisa didengar olehku.
Buku kedua dwilogi Istana Pasir adalah kelanjutan kisah tentang Ara yang setia mengemis cinta, dan Ken yang terlalu angkuh membuka hati. Bagaimana dua cinta mereka akhirnya berlabuh?