Indahnya Labuan Bajo tidak hanya sebatas laut. Tidak juga hanya
sebatas Komodo yang dipuja dunia.
Tengoklah penggalan kisah manusianya yang hidup di sana. Manusia
yang hidup di sana ya, bukan yang datang sekejap untuk berwisata.
Bukan juga yang hadir untuk sekadar mengembangbiakkan harta
karunnya. Tapi mereka, yang dikandung, dilahirkan, dan disusui di
tanah Flores yang sangat menjanjikan itu.
Dengarlah curahan hati Suciati dan keluarganya, yang minum air
berkapur. Juga anak-anak SD dengan cita-cita yang setinggi langit,
meski belajar bersama sapi-sapi sekitar. Hampiri pula sederhananya
warga di Pulau Rinca yang berdampingan dengan Komodo.
Ketimpangankah ini namanya? Apakah semuanya harus seperti mata uang
dengan dua sisinya yang berbeda, satu di atas dan satunya di bawah?
Apakah selamanya di balik riang tawa selalu ada air mata? Atau
memang inikah ciri khas bangsa tercinta ini?